www.youtube.com/watch?v=4aHiJQxlMjQ
"Lokasi Pendulangan Intan Cempaka" |
Di liburan sekolah atau diujung akhir tahun 2012 kami mengajak keluarga menengok kesibukan para pendulang intan di daerah Cempaka. Sebuah daerah yang tidak jauh dan hanya ditempuh kurang dari setengah jam ini dari tempat tinggal kami di kota Banjarbaru. "Kayak-nya" kurang lengkap tinggal 5 tahun di Banjarbaru tidak mengenal langsung daerah Cempaka ini.
Keberadaan batu mulia pernah membuat wilayah Banjar gempar. Pada 47 tahun silam, tepatnya 26 Agustus 1965, ditemukan sebuah intan cukup besar. Banyak yang berpendapat, intan temuan kelompok pendulang yang diketuai H Madsalam itu seukuran telur burung merpati. Lokasinya di Sungai Tiung, Kecamatan Cempaka, yang kini masuk ke wilayah Banjarbaru (dulu wilayah Kabupaten Banjar dengan ibu kota Martapura). Intan yang diberi nama Trisakti oleh presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, itu disebut-sebut memiliki berat 166,75 karat. Harganya saat itu, menurut Tajuddin Noor Ganie, penulis buku Tragedi Intan Trisakti, Selasa (16/10), ditaksir mencapai Rp 10 triliun dan meroket setelah diasah menjadi berlian. Para penemunya yang berjumlah 43 orang mendapat ganti senilai Rp 3,5 miliar. Namun, karena ada sanering (perubahan nilai uang dari Rp 1.000 menjadi Rp 1), akhirnya uang yang diterima hanya Rp 3,5 juta. Uang balas jasa ini kemudian dipakai untuk naik haji bagi penemu dan keluarganya serta pihak lain yang terlibat, semuanya berjumlah sekitar 80 orang. (Sumber http://tanahair.kompas.com/read/2012/10/29/1719296/Intan..Harta.Terpendam.di.Bumi.Cempaka).
Sedikit bercengkrama dengan Bapak-bapak pendulang disana memang sangat kelihatan sekali mereka memimpikan kejutan akan datangnya harapan sebuah intan permata. Dengan segala harap Bapak tua ini mengayuh ember berbentuk "caping" ini untuk mendapatkan si "galuh campaka". Semoga meraka tidak hidup dalam mimpi.. mimpi yang misteri sebuah "Galuh Campaka" seperti layaknya penemuan tahun 1965 (cius amat sihh...)